Indramayu, 26 Februari 2025 – Pengamat pendidikan Taufid Chaniago menepati janjinya kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Indramayu dengan menyerahkan data tambahan yang diduga dapat membuka tabir praktik manipulasi data pendidikan di sekolah non formal, khususnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Indramayu.
Pada hari Selasa, 26 Februari 2025, Taufid mendatangi kantor Kejari Indramayu dengan membawa rapot pendidikan Kabupaten Indramayu yang telah dinilai langsung oleh Kementerian Pendidikan RI.
Berdasarkan penilaian rapor pendidikan tahun 2023–2024, mutu pendidikan pada sekolah non formal di Indramayu mengalami penurunan tajam. Data tersebut menunjukkan bahwa kualitas penyelenggaraan PKBM jauh di bawah standar yang diharapkan dalam era pendidikan kontemporer.
“Rendahnya mutu penyelenggaraan pendidikan PKBM di Indramayu ini, diperparah dengan temuan Kejari terkait manipulasi data pendidikan, sangat mengkhawatirkan masa depan pendidikan di daerah kita,” ujar Taufid dengan tegas.
Dalam keterangannya, Taufid mengkritik program unggulan “Jaket” (Kejar Paket) yang dicanangkan oleh Bupati Indramayu sebelumnya, Nina Agustina.
Program tersebut diklaim semula membuka peluang bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan melalui jalur non formal, namun kini dianggap menyimpan banyak celah dan temuan buruk dalam pelaksanaannya.
“Evaluasi program Jaket harus segera dilakukan oleh pemerintahan baru, agar tidak mewarisi kebobrokan dari pemerintahan sebelumnya,” kritik Taufid.
Ia pun mendesak Kepala Daerah yang baru, Lucky Syaefudin, untuk melakukan audit menyeluruh terhadap pengelolaan keuangan PKBM, terutama terkait penggunaan dana BOS dan bantuan lainnya yang diduga tidak tepat sasaran.
Kejari Indramayu, melalui Kepala Kejari Arief Indra Kusuma Adhi, mengungkapkan bahwa data pendidikan informal di luar sekolah paket C selama beberapa tahun terakhir telah dimanipulasi.
“Saya diminta diskusi dengan Kementerian Pendidikan. Dari tahun ke tahun, data tersebut dibuat palsu. Kementerian menganggap Indramayu bodoh, walaupun tingkat pendidikan kita masih setara SMP. Rupanya data yang dikirimkan itu isinya dimanipulasi,” ungkap Arief.
Taufid menegaskan komitmennya untuk mengawal kasus ini hingga tuntas. “Sebagai masyarakat Indramayu yang peduli terhadap pendidikan, saya akan terus mengawal kasus ini sampai ada kejelasan dan keadilan ditegakkan. Informasi terakhir, kasus ini sudah sampai tahap pemeriksaan saksi-saksi,” pungkasnya.
Tak berhenti di situ, Taufid mengumumkan bahwa dalam waktu dekat ia akan mendatangi DPRD Indramayu untuk menyampaikan aspirasinya dan mendesak peninjauan ulang pelaksanaan pendidikan di daerah tersebut.