INDRAMAYU – Sejumlah warga Kabupaten Indramayu mengeluhkan tidak efektifnya program Indramayu Wadul, yang sebelumnya digadang-gadang sebagai jembatan komunikasi langsung antara masyarakat dan pemerintah daerah.
Program yang diharapkan bisa menampung aspirasi dan keluhan masyarakat ini dinilai hanya sebatas formalitas tanpa tindak lanjut yang nyata.
Keluhan ini mencuat di media sosial setelah warga dari wilayah Bungkul, Bojongsari, hingga Kepandean mengeluhkan kerusakan jalan yang tak kunjung diperbaiki.

Akses jalan yang seharusnya menjadi jalur utama anak-anak menuju SD Kepandean 1 ini sudah lama rusak parah dan membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama pelajar sekolah dasar.
“Sudah beberapa kali kami laporkan lewat Indramayu Wadul, tapi tidak ada tanggapan. Akhirnya warga gotong royong ngebeton jalan sendiri,” ujar salah satu warga dalam komentar yang viral di media sosial.
Ironisnya, karena keterbatasan dana dan tenaga, pembetonan jalan hanya bisa dilakukan sebagian. Warga yang tidak kebagian beton terpaksa harus mengurug jalan secara mandiri agar tetap bisa dilalui.
“Yang tidak kebagian coran, ya terpaksa ngurug sendiri pakai tanah atau puing seadanya. Ini jalan anak-anak sekolah, masa pemerintah diam saja?” keluh warga lainnya.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar terhadap komitmen Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam merespons aspirasi masyarakat.
Warga berharap adanya transparansi dan keseriusan dari pihak terkait agar pelayanan publik tidak hanya berhenti di slogan, melainkan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kabupaten Indramayu terkait keluhan masyarakat dan kinerja program Indramayu Wadul.
(Red/BS)