Beritasupercom | Indramayu – Kegelisahan masyarakat Indramayu semakin memuncak terkait pemilihan panelis debat Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indramayu di siarankan stasiun TV Nasional di hotel holiday Inn Bandung. Senin,(04/11/2024).
Akademisi lokal, M. Taufid Hidayat. S.Sos., .S.pd.,M.Pd., dari STAI Sayid Sabiq Indramayu menggugah pertanyaan kritis mengenai keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melibatkan panelis dari luar daerah dalam debat yang seharusnya menjadi ajang untuk menggali isu-isu lokal yang krusial.
Taufid menyoroti bahwa pemilihan panelis yang tidak memahami seluk-beluk daerah justru bisa menimbulkan keraguan akan kemampuan mereka dalam menangkap kompleksitas dan keunikan Indramayu.
“Mengapa akademisi dan tokoh lokal yang memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan ekonomi setempat tidak dipilih?” tanyanya, menegaskan bahwa banyaknya intelektual lokal seharusnya menjadi aset berharga dalam proses ini.

Argumen yang menyatakan bahwa panelis dari luar bisa memberikan perspektif objektif perlu ditelaah ulang. Apakah “objektivitas luar” lebih bernilai dibandingkan dengan pemahaman lokal yang mendalam? Panelis luar, meskipun tidak terikat secara langsung dengan politik lokal, mungkin tidak memiliki wawasan historis yang diperlukan untuk memahami nuansa politik Indramayu, termasuk tantangan yang dihadapi oleh masyarakat sehari-hari.
Keterlibatan panelis yang lebih memahami situasi lokal diharapkan dapat menciptakan debat yang lebih relevan dan substansial. Taufid mencatat bahwa panelis lokal dapat mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam dan kontekstual, misalnya tentang program kesehatan atau ekonomi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan sekadar pertanyaan umum yang mungkin tidak mencerminkan realitas yang ada.
“Dalam konteks ini, seharusnya ada keseimbangan antara panelis dari luar dan panelis lokal. Hal ini tidak hanya akan menghadirkan perspektif yang lebih luas, tetapi juga memastikan bahwa debat tersebut relevan dan bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Taufid chaniago panggilan akrabnya.
KPU Indramayu dituntut untuk memberikan alasan yang jelas mengenai keputusan ini. Proses pemilihan panelis yang transparan dan inklusif menjadi kunci agar publik dapat memahami kriteria pemilihan dan memastikan bahwa debat ini bukan sekadar formalitas belaka.
Dengan suara masyarakat yang semakin lantang, KPU diharapkan dapat mempertimbangkan kembali keterlibatan akademisi lokal di masa mendatang. Jika tidak, bisa jadi debat ini akan kehilangan esensi dan makna yang seharusnya, serta mengabaikan harapan masyarakat yang mendambakan pemimpin yang benar-benar paham akan kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi.