Bogor , Beritasuper – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) meresmikan Alun-Alun Cibitung Wetan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Peresmian ini diwakili oleh Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Nugroho Setijo Nagoro, sebagai bagian dari upaya menggali dan mengembangkan potensi desa.
Dalam sambutannya, Nugroho menekankan pentingnya pemanfaatan potensi desa, terutama di sektor pertanian dan peternakan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, ia juga mengingatkan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki tantangan tersendiri, seperti ketersediaan air.
“Potensi di desa, seperti pertanian dan peternakan, memang bagus untuk dikembangkan. Tetapi, permasalahan terkait swasembada pangan, pertanian, dan perikanan juga harus diperhatikan, terutama dalam hal akses air yang sangat penting,” ujarnya pada Kamis (1/2).
Nugroho juga menyoroti pentingnya komunikasi antara pemerintah desa dan kementerian terkait untuk mendapatkan dukungan dalam penyediaan infrastruktur air, serta mendorong sektor peternakan sebagai alternatif selain pertanian.
Selain itu, ia menekankan bahwa investasi Dana Desa harus diarahkan pada sektor-sektor yang memberikan nilai tambah lebih tinggi, termasuk dalam upaya penanganan stunting.
“Kalau sektor pertanian nilai tambahnya kecil, maka Dana Desa bisa dialihkan ke sektor lain yang lebih menguntungkan. Misalnya, jika kebutuhan stunting di desa ini tinggi, maka sektor perikanan bisa menjadi komunitas unggulan karena mampu menyediakan nutrisi yang dibutuhkan,” jelasnya.
Menurut Nugroho, komunitas unggulan di desa harus berbasis pada potensi dan kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu, peran pendamping desa dan tokoh masyarakat sangat penting dalam menggali ide-ide kreatif untuk meningkatkan kesejahteraan desa.
“Potensi unggulan tidak hanya sekadar ada, tapi harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, musyawarah desa menjadi kunci dalam menentukan arah pembangunan desa,” katanya.
Ia juga menekankan perlunya solusi inovatif dalam pengelolaan sumber daya desa, seperti pemanfaatan embung desa untuk mendukung irigasi sawah dan memastikan ketahanan pangan.
Lebih lanjut, Nugroho menyampaikan bahwa Kemendes PDTT terus berkoordinasi dengan berbagai kementerian untuk mendukung pembangunan desa, termasuk dalam hal infrastruktur jalan poros desa, jembatan gantung, dan irigasi.
“Kami terus mencari dukungan dari berbagai kementerian agar pembangunan desa lebih optimal. Saat ini, jalan poros desa dan jembatan gantung sudah masuk dalam Instruksi Presiden (Inpres), dan kami berharap irigasi juga bisa dibahas dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian,” tuturnya.
Dalam hal ketahanan pangan, ia menegaskan bahwa desa harus mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Jika produksi lokal mengalami kendala, maka Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat berperan dalam menyediakan stok pangan, termasuk melalui impor dari daerah lain.
“Ketahanan pangan harus dijaga. Jika produksi gagal, maka BUMDes bisa mengambil peran dalam pengelolaan distribusi pangan, termasuk penyediaan gudang dan sarana transportasi,” pungkasnya.