Indramayu, Beritasuper – Dalam rangka memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan melalui Health-HSSE mengadakan seminar kesehatan reproduksi.
Acara ini menghadirkan pakar seksologi terkemuka, dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS, dan mendapat sambutan antusias dari pekerja, mitra kerja, serta keluarga di lingkungan Kilang Pertamina Balongan.
Bertempat di GOR Perumahan Pertamina Bumi Patra Indramayu, ini membahas pentingnya menjaga kesehatan reproduksi untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Dr. Boyke menekankan bahwa kebersihan organ intim, seks yang sehat, serta pencegahan penyakit menular seksual merupakan langkah utama dalam menjaga kesehatan reproduksi.
“Kesehatan reproduksi berpengaruh langsung terhadap produktivitas kerja. Menjaga kebersihan organ intim, menghindari perilaku berisiko, dan menjalani hubungan seksual yang sehat adalah kunci utama untuk mencapai reproduksi yang sehat,” ungkap dr. Boyke. Selasa, (4/1/2025).
Lebih lanjut, dr. Boyke mengimbau peserta untuk melakukan vaksinasi HPV Quadrivalent, yang mampu mencegah infeksi Human Papillomavirus tipe 6, 11, 16, dan 18. Ia menjelaskan bahwa tipe 6 dan 11 menjadi penyebab utama kutil kelamin, sementara tipe 16 dan 18 berkontribusi terhadap 70% kasus kanker serviks.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Vaksin HPV sangat dianjurkan bagi pria maupun wanita untuk menghindari penyakit seperti kanker serviks, kanker penis, dan kutil kelamin,” terang dr. Boyke.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menjaga kesetiaan dalam hubungan, sebagai langkah efektif dalam mencegah HIV/AIDS, sifilis, gonore bernanah, dan penyakit menular seksual lainnya.
Dengan ciri khas humornya, dr. Boyke turut membagikan tips menjaga hubungan seksual yang sehat, yang disambut antusias dan tawa dari para peserta seminar.
Sementara itu, Pjs GM PT KPI RU VI Balongan, Eko Nurcahyono, menegaskan bahwa edukasi kesehatan reproduksi memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
“Topik ini masih sering dianggap tabu, padahal dampaknya tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga lingkungan kerja secara keseluruhan. Seminar ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit menular akibat perilaku berisiko,” jelas Eko.
Ia juga berharap seminar ini dapat memberikan pemahaman kepada orang tua agar mampu mengedukasi anak-anak mereka tentang risiko penyakit menular seksual akibat pergaulan bebas.