Kabupaten Bogor – Aktivis media sosial Bro Ron, yang memiliki nama asli Ronald Aristone Sinaga, bersama timnya mengungkap dugaan penggelapan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di sejumlah sekolah.
Dalam aksi penyelamatan dana yang baru-baru ini viral, Bro Ron mengklaim telah berhasil menyelamatkan dana sebesar Rp 4,3 miliar dari 13 sekolah di Kecamatan Parungpanjang dan Tenjo, yang seharusnya dialokasikan untuk 4.100 siswa dari tingkat SD hingga SMA/sederajat.
Menurut Bro Ron, dana PIP yang seharusnya langsung disalurkan kepada siswa dan orang tua dimaksudkan untuk mendukung kebutuhan pendidikan seperti pembelian buku, alat tulis, seragam, sepatu, dan keperluan sekolah lainnya.
“Dana PIP sejak Tahun 2020 hingga Tahun 2023 yang sudah kami selamatkan itu sebesar Rp 4,3 miliar, uang sebesar itu dari 13 sekolah yang ada di Kecamatan Parungpanjang dan Kecamatan Tenjo,” ujarnya kepada wartawan.
Namun, praktik di lapangan menunjukkan adanya indikasi penyimpangan. Dana yang seharusnya diterima oleh siswa dan wali murid diketahui telah dipotong oleh oknum kepala sekolah dan bendahara PIP.
Praktik korupsi inilah yang mendorong semakin banyak siswa dan orang tua di Bogor melaporkan dugaan penggelapan dana PIP.
Bro Ron mengaku, laporan serupa tidak hanya datang dari kecamatan di Parungpanjang dan Tenjo saja, melainkan juga tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat.
“Banyak laporan masuk, di Cibinong banyak, di Cileungsi banyak, di Jonggol juga ada laporan masuk, dan hampir semua kecamatan di Bogor, terutama di Parung dan Rumpin,” tambahnya.
Pengungkapan ini menambah daftar panjang kasus penggelapan dana pendidikan yang selama ini mencuat di tengah masyarakat.
Aktivis ini berharap agar pihak berwajib segera melakukan penyelidikan menyeluruh guna mengembalikan hak siswa atas dana pendidikan yang seharusnya mereka terima.
Masyarakat dan orang tua siswa pun diimbau untuk lebih waspada dan berani melaporkan jika menemukan indikasi penyalahgunaan dana PIP di lingkungan sekolah masing-masing.
Kejelasan penyaluran dana pendidikan ini dianggap penting agar setiap anak Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.