Indramayu, Beritasuper – Ratusan petani yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu (STI) menggelar aksi damai di depan kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Indramayu.
Mereka mendesak BPN untuk segera mengambil langkah nyata dalam merealisasikan reforma agraria. Aksi ini kemudian berlanjut ke Kejaksaan Negeri Indramayu sebagai bentuk tekanan terhadap lambannya penanganan konflik agraria di wilayah tersebut.
Koordinator lapangan STI, Hendrik Sunanta, menilai BPN Indramayu tidak serius dalam menjalankan tugasnya.
“BPN Indramayu tidak pernah melakukan pendataan yang memadai, apalagi menyelesaikan konflik agraria. Mereka seolah menutup mata terhadap kesulitan yang dialami petani di sini,” ungkap Hendrik dalam orasinya. Kamis,(16/1).
Hendrik juga menyoroti ketimpangan pelaksanaan reforma agraria antara Indramayu dan daerah lainnya.
“Petani di Indramayu terus menghadapi ketidakpastian atas tanah mereka, sementara daerah lain sudah merasakan manfaat dari kebijakan ini. Sampai kapan Indramayu akan terus dianaktirikan?” lanjutnya.
Aksi damai ini diwarnai dengan spanduk dan poster bertuliskan “Tanah untuk Petani, Bukan Korporasi!” serta “BPN, Jangan Tidur!”. Meski suasana sempat memanas, aksi berlangsung aman dan tertib tanpa insiden berarti.
Namun, para peserta aksi kecewa karena BPN tidak memberikan tanggapan atas tuntutan mereka.
“Kami sudah sering menyuarakan ini, tetapi BPN terus diam. Jika tidak ada perubahan, kami siap melakukan aksi yang lebih besar,” ujar Hendrik, menutup orasinya dengan nada tegas.
Aksi ini menjadi pengingat bahwa reforma agraria masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah, khususnya di Indramayu.