Indramayu, Beritasuper.com – Praktik manipulasi data pendidikan di Kabupaten Indramayu akhirnya menjadi sorotan publik setelah pengamat pendidikan, Taufid Chaniago, buka suara.

Ia dengan tegas mendukung Kejaksaan Negeri (Kejari) Indramayu untuk membongkar skandal yang disebutnya sebagai “bisnis kotor pendidikan” yang telah lama menjadi rahasia umum.

Dalam wawancaranya dengan media, Taufid mengecam keras praktik manipulasi data yang menurutnya sudah menjadi kebiasaan di lingkungan pendidikan Indramayu.

Modusnya, mulai dari menggelembungkan jumlah siswa untuk mendapat dana BOS lebih besar, hingga pencurian data pelajar demi keuntungan pribadi.

“Ini bukan lagi dugaan, tapi kenyataan yang terus dibiarkan! Bahkan pengawas sekolah diduga ikut bermain, menerima amplop tebal dari lembaga pendidikan bermasalah agar datanya aman,” ujar Taufid dengan nada tegas. Sabtu,(04/01).

Amplop tebal diberikan oleh lembaga pendidikan yang melakukan manipulasi besar-besaran, sebagai “uang pelicin” agar mereka terhindar dari sanksi.

“Kalau ada pengawas yang mengaku tidak tahu soal manipulasi ini, kita harus pertanyakan kinerja mereka. Sangat tidak masuk akal jika mereka tidak mengetahui praktik yang sudah begitu masif ini,” tambahnya.

Menurutnya, instansi-instansi tersebut seakan menutup mata terhadap praktik yang sudah merugikan keuangan negara dan daerah ini.

“Hingga detik ini, fenomena tersebut masih berlangsung. Pemerintah, DPRD, dan Aparat Penegak Hukum (APH) harus bertanggung jawab atas kelalaian ini,” katanya.

Sebagai bentuk dukungannya terhadap Kejari Indramayu, Taufid berencana menyerahkan data tambahan terkait manipulasi data pendidikan.

Ia mendesak Kajari Indramayu, Arief Indra Kusuma Adhi, untuk menindak tegas tidak hanya lembaga pendidikan, tetapi juga pengawas sekolah yang terlibat.

“Jika Kejari serius, ini bisa menjadi langkah besar untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indramayu. Kita akan lihat, apakah kasus ini akan ditangani serius atau hanya akan jadi angin lalu,” tantangnya.

Taufid menegaskan bahwa praktik manipulasi ini tidak hanya terjadi di lembaga nonformal seperti PKBM, tetapi juga di sekolah formal dari tingkat dasar hingga menengah.

Ia menyebut bahwa fenomena ini bisa merusak integritas pendidikan Indramayu di mata nasional.

“Jika dibiarkan, Indramayu akan dikenal bukan sebagai kota mangga, tapi kota manipulasi pendidikan,” pungkasnya.

Share.
Exit mobile version