Bandung, Beritasuper – Di tengah derasnya arus modernisasi, Lingkung Seni Simawar terus berupaya menjaga dan melestarikan warisan budaya Sunda.

Berlokasi di kawasan Rancacili, Kota Bandung, komunitas yang dipimpin oleh Arief Saripudin ini menjadi benteng pertahanan tradisi lokal yang semakin tergerus globalisasi.

Menurut Ustad Asep M., tokoh agama yang aktif mendukung kegiatan seni di Lingkung Seni Simawar, budaya Sunda bukan sekadar hiburan, melainkan identitas bangsa.

“Hilangnya budaya adalah awal dari hilangnya jati diri kita sebagai umat dan bangsa,” ujar Ustad Asep. Jum’at, (10/01).

Arief Saripudin menegaskan pentingnya seni tradisional, seperti wayang golek, jaipong, dan kecapi suling, sebagai bagian dari kearifan lokal yang sarat nilai moral.

“Dalam seni wayang golek, misalnya, terkandung banyak pelajaran hidup yang relevan hingga sekarang. Ini adalah warisan luar biasa dari leluhur kita,” ungkap Arief.

Namun, tantangan terbesar adalah menarik minat generasi muda untuk mencintai budaya lokal di tengah dominasi budaya asing.

Kebersamaan pelaku budayawan dalam acara / Beritasuper

“Anak-anak muda cenderung lebih tertarik pada budaya luar. Padahal, seni tradisional kita memiliki keunikan dan kedalaman yang tak tergantikan,” tambahnya.

Untuk menghadapi tantangan ini, Lingkung Seni Simawar secara rutin menggelar pertunjukan seni dan pelatihan, sekaligus bekerja sama dengan kegiatan keagamaan untuk menanamkan nilai-nilai Islam yang selaras dengan budaya Sunda.

Ustad Asep menegaskan bahwa Islam tidak menghapus budaya, melainkan menyempurnakannya. “Sinergi antara agama dan tradisi adalah kunci untuk melestarikan budaya tanpa kehilangan esensinya,” jelasnya.

Salah satu contoh adalah festival budaya yang menggunakan teknologi video mapping untuk memperkuat visualisasi cerita dalam wayang golek.

“Modernitas dan tradisi bisa berjalan beriringan. Dengan pendekatan ini, kami berharap budaya Sunda tetap relevan di era sekarang,” tutur Arief.

Dengan tekad ini, Lingkung Seni Simawar membuktikan bahwa budaya lokal mampu bertahan di tengah modernitas, menjadi pilar identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Sunda.

 

Share.
Exit mobile version