Manusia adalah makhluk yang terikat dengan sejarah. Kehidupan kita tidak terlepas dari masa lalu yang membentuk kehadiran kita hari ini. Ironisnya, di tengah arus modernisasi, warisan leluhur sering kali dianggap kuno atau bahkan terbelakang. Padahal, kebudayaan Nusantara menyimpan nilai-nilai luhur yang mampu membimbing bangsa ini menghadapi berbagai tantangan.

Leluhur kita telah mewariskan beragam tradisi dan teknologi yang relevan hingga kini. Kuliner Nusantara, misalnya, adalah cerminan kecerdasan mereka dalam memanfaatkan rempah dan bahan lokal untuk menciptakan hidangan lezat sekaligus menyehatkan. Begitu pula dalam arsitektur, rumah-rumah tradisional dirancang dengan kearifan lokal untuk tahan gempa dan menghadapi bencana alam. Ini adalah bukti bahwa nenek moyang kita memahami lingkungan mereka dengan bijak.

Namun, di era globalisasi, identitas budaya ini terancam terkikis. Meninggalkan budaya leluhur sama artinya dengan menghapus identitas bangsa. Sebagaimana diingatkan dalang wayang Asep Sunandar Sunarya, kehancuran sebuah bangsa dimulai dari hilangnya budaya mereka. Tanpa budaya, sebuah bangsa akan kehilangan arah di tengah gempuran modernitas.

Selain itu, kepercayaan dan nilai-nilai leluhur sering kali disalahpahami. Sebelum kedatangan agama-agama besar, masyarakat Nusantara telah memiliki sistem hukum, aturan, dan nilai-nilai kehidupan yang membentuk karakter mereka. Meski keyakinan leluhur telah banyak tergantikan oleh ajaran baru, tradisi mereka menyimpan hikmah yang layak dijaga.

Menjaga warisan leluhur bukan berarti menolak modernitas. Sebaliknya, tradisi dan modernitas perlu diseimbangkan. Kita tidak harus menerima semua warisan budaya secara mentah-mentah, tetapi juga tidak bijak untuk menolaknya sepenuhnya. Tradisi adalah fondasi untuk membangun masa depan.

Di tengah arus globalisasi, mari kita bangga dengan jati diri bangsa. Warisan leluhur adalah identitas yang harus dirawat, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk generasi mendatang. Jangan sampai kita lupa daratan, mabuk oleh modernitas, dan kehilangan jati diri. Sebab, pada akhirnya, budaya adalah yang membuat sebuah bangsa tetap hidup dan bermartabat.

Share.
Exit mobile version