Indramayu, Beritasuper – Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang dampak negatif perkawinan anak, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) bersama Fatayat NU Indramayu melalui Program Inklusi menggelar sosialisasi layanan Posyandu Remaja Pencegahan Perkawinan Anak.
Kegiatan edukatif ini berlangsung di Aula Kecamatan Sindang dan dihadiri oleh pejabat daerah, tenaga kesehatan, kader Posyandu, serta masyarakat yang memiliki anak di bawah usia 19 tahun.
Koordinator Submitra Program Inklusi Indramayu, Supriyatin, menjelaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam mengenai peran Posyandu Remaja sebagai wadah untuk edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan perkawinan anak.
Menurut Supriyatin, penyuluhan ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada masyarakat tentang:
- Pentingnya kesehatan reproduksi bagi remaja, terutama dalam memahami masa pubertas.
- Dampak negatif perkawinan anak, yang tidak hanya mengganggu perkembangan fisik dan psikologis, tetapi juga berpotensi menghambat proses pendidikan anak.
- Akses layanan kesehatan melalui integrasi layanan primer (ILP) yang memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi dan penanganan dini terkait kasus kehamilan remaja.
Camat Sindang, Dadang Supriatna, menekankan bahwa masalah perkawinan anak merupakan tanggung jawab bersama.
“Upaya edukasi harus dilakukan secara menyeluruh melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor kesehatan, dan masyarakat. Dengan sinergi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami risiko dan dampak dari perkawinan anak,” ujarnya.
Kepala Puskesmas Sindang, dr. Hj. Sri Sucieti, menambahkan bahwa dengan adanya program ILP, informasi terkait kesehatan reproduksi dapat tersampaikan lebih cepat kepada masyarakat. Ia menjelaskan,
“Integrasi layanan di Posyandu memungkinkan pemberian edukasi secara komprehensif, sehingga masalah kesehatan reproduksi pada remaja dapat ditangani secara proaktif sebelum menimbulkan dampak yang lebih besar.” Ujarnya.
Peran Lembaga Pendidikan dan Komunitas
Dalam upaya menekan angka perkawinan anak, pihak penyelenggara juga menggandeng sekolah-sekolah sebagai mitra strategis untuk menyebarkan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan bahaya perkawinan di usia dini.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menyasar orang tua, tetapi juga anak-anak dan remaja agar mendapatkan pemahaman sejak dini tentang pentingnya menjaga kesehatan dan masa depan yang lebih cerah.
Harapan untuk Generasi Mendatang
Melalui kegiatan edukatif ini, Program Inklusi Indramayu berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Edukasi yang intensif dan kolaboratif diharapkan menjadi kunci dalam menekan angka perkawinan anak, sekaligus membentuk generasi muda yang cerdas, sehat, dan memiliki masa depan yang lebih terjamin.
Dengan semangat kebersamaan, berbagai pihak yang hadir dalam acara ini menyatakan komitmennya untuk terus mendukung dan menyebarkan informasi penting mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan perkawinan anak, sebagai bagian dari upaya membangun masyarakat yang lebih berdaya dan sejahtera.